Jumat, 05 April 2013

Pengertian, Komponen, Penyebab, Pembentukan, Pertumbuhan dan Pencegahan Plak Pada Gigi

Pengertian Plak
Plak adalah lapisan tipis dari mikroorganisme, sisa makanan dan bahan organik yang terbentuk di gigi, kadang-kadang juga ditemukan pada gusi dan lidah. Plak merupakan agregat sejumlah besar dan berbagai macam mikroorganisme pada permukaan gigi mulai erupsi dengan cepat akan dilindungi lapisan tipis glikoprotein yang disebut aequired pellicle. Glikoprotein di dalam air ludah akan diserap dengan spesifik pada hidroksiaptit dan melekat erat pada permukaan gigi (Roeslan,2002).
Menurut Depkes (1995) plak adalah lapisan tipis yang tak berwarna (transparan) tidak dapat dilihat dengan mata biasa, melekat pada gigi dan membentuk koloni atau kumpulan yang terdiri dari air liur, sisa-sisa makanan, jaringan mati, fibrinogen, mikroorganisme dan lain sebagainya. Untuk melihat plak digunakan zat pewarna yaitu disclosing solution.
Komponen Plak
Menurut Roeslan (2002) plak gigi bakterial mengandung 3 komponen fungsional yaitu :
a. Organisme kariogenik, terutama s.mutans, L.Acidophillus dan A. Viscocus.
b. Organisme penyebab kelainan periodontal khususnya bacteroides asaccha rolyticus (gingivitis) dan Actinobacillus.
c. Bahan adjuvan dan supresif adalah lipopolisakarisa, dekstan dan asam lipoteikoat.
Plak juga terdiri dari mutans dan streptokokus sanguis yang ditandai oleh kemampuannya mensintesis sukrosa menjadi polisakarida ekstraseluler dan asam. Mikroorganisme tersebut selain mampu membentuk asam (asidogenik) juga tahan terhadap asam (asidurik).
Menurut Houwink dkk (1993) plak supra dan sub gingival hampir tiga perempat bagian terdiri dari bakteri. Terbukti bahwa 1 mg plak mengandung kurang lebih 3 X 108 bakteri. Di samping bakteri plak mengandung glikoprotein dan polisakarida esktraseluler (PSE) yang bersama-sama membentuk matriks plak. Tambahan sisa-sisa sel epitel, granulosat, dan sisa-sisa makanan. Keadaan lingkungan seperti susunan ludah, substrat yang disediakan, konsentrasi zat asam, dan efektifitas pembersihan buatan dan fisiologis sangat mempengaruhi susunan flora. Oleh karena itu susunan plak berbeda dari tempat ke tempat. Kebanyakan bakteri pada plak gigi adalah streptokokus dan aktinimisetes. Terutama dalam fisure terdapat streptokokus dalam presentase yang relatif tinggi daripada dalam plak aproksimal, dimana justru species actinomyces merupakan jumlah flora yang lebih besar.
Faktor Penyebab Terjadinya Plak
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya plak oleh Carlson dalam Sriyono (2005) dibagi menjadi 2:
a. Lingkungan fisik meliputi :
1). Anatomi gigi dan posisi gigi
2). Anatomi jaringan sekitar gigi
3). Struktur permukaan gigi
4). Gesekan oleh makanan dan jaringan sekitar
5). Tindakan kebersihan mulut
b. Hadirnya nutrien yang meliputi :
1). Makanan atau diet
2). Cairan gusi
3). Sisa epitel dan leukosit
4). Saliva
Dari faktor tersebut salah satu faktor terpenting adalah tindakan kebersihan mulut (Dally,1996 dalam Sriyono, 2005).
Mekanisme Pembentukan Plak
Pada permukaan gigi yang sudah dibersihkan segera akan tumbuh lapisan tipis yang menutupi permukaan email, lapisan ini tumbuh karena adsorbsi zat putih telur dan glikoprotein dari ludah. Lapisan tipis ini, tembus cahaya dan tidak mengandung bakteri serta tidak mempunyai struktur tertentu dan disebut aquired pillikel. Setelah equired pellikel trbentuk, bakteri mulai berproliferasi di atas permukaan pellikel. Pellikel yang telah diduduki oleh bakteri akan menjadi bagian dari plak (Ircham dkk,1993).
Pembentukan plak tidak terjadi secara acak tetapi terjadi secara teratur. Pelikel yang berasal dari saliva atau cairan gingiva akan terbentuk terlebih dahulu oleh gigi. Pelikel merupakan kutikel yang tipis, bening dan terdiri dari glikoprotein. Segera setelah pembentukan kutikel, bakteri tipe kokus (terutama streptokokus) akan melekat ke permukaan kutikel, yang lengket, misalnya permukaan yang memungkinkan terjadinya perlekatan dari koloni bakteri. Organisme ini akan membelah dan membentuk koloni. Perlekatan mikroorganisme akan bertambah erat dengan adanya produksi desktran dari bakteri sebagai produk sampingan dari aktivitas metabolisme. Baru kemudian, tipe organisme yang lain akan melekat pada masa dan flora gabungan yang padat, kemudian mengandung bentuk organisme filamen. Plak dapat melekat pada gigi secara supragingiva atau subgingiva, pada servik gingiva atau pada poket periodontal. Kedua tipe plak tersebut bervariasi karena menyerap substansi yang berbeda dari ludah dan diet pada plak supragingiva, dan eksudat gingiva pada daerah subgingiva. Bentuk awal dari plak lebih kariogenik sedang bentuk akhir dapat merangsang terjadinya penyakit periodontal (Forrest, 1991).
Waktu Pertumbuhan Plak
Waktu yang cukup untuk perkembangan plak didapatkan bila seseorang mengabaikan tindakan kebersihan mulut. Plak dapat dihilangkan dengan menggosok gigi, tetapi hanya bersifat sementara. Lapisan ini akan ditemukan kembali segera setelah menggosok gigi. Dalam waktu relatif cukup singkat, permukaan email gigi tertutup oleh bakteri jenis coccus. Setelah + 10 menit coccus mulai berkembangbiak, bila kita makan sukrosa maka kuman dalam plak akan merubah sukrosa menjadi asam yang dapat melarutkan email, sehingga terjadi karies. Apabila plak dibiarkan tumbuh maka pada hari kedua menetaplah kuman bentuk filament dan setelah hari ketuju muncullah jenis kuman spiril dan spirochaeta. Sesudah hari ketuju plak mengandung bermacam-macam kuman yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit gigi dan mulut (Nio, 1987).
Menurut Caranza (1990) dalam Sriyono (2005), plak dapat terbentuk segera setelah gigi dibersihkan. Plak terbentuk 1jam setelah gigi dibersihkan dan mencapai maksimum setelah 30hari.
Pencegahan Plak
Menurut Besford (1996) pencegahan plak gigi dapat dilakukan :
a. Secara mekanik yaitu dengan menyikat gigi dan pembersihan interdental dengan menggunakan benang gigi (dental floss) .
b. Secara kimiawi yaitu kumur-kumur dengan cairan antiseptis.
c. Mengurangi konsumsi makanan manis dan lengket.
d. Memperbanyak konsumsi buah-buahan yang berair dan sayuran berserat.
e. Pemeriksaan gigi secara berkala.
Menurut Srigupta (2004) kekuatan fisiologis alami yang membersihkan rongga mulut tidak mampu menghilangkan plak gigi. Sehingga mengontrol plak merupakan cara untuk menghilangkan plak dan mencegah akumulasinya. Inilah tingkatan utama dalam pencegahan penyakit gusi dan karies.
Sumber :
Roeslan, B.O., 2002, Imunologi Oral Kelainan di dalam Rongga Mulut, FKUI, Jakarta
Depkes, 1995, Pedoman Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil, Ibu Menyusui, Balita dan Anak Prasekolah Secara Terpadu di RS dan Puskesmas, Jakarta
Houwink, B., Dirks, O.B., Cramwincklel A.B., Crielaers, P.J.A., Dermaut, L.R., Eijkman, M.A.J., Huis In’t Veld, J.H.J., Konig, K.G., Moltzer, G., Helderman V.H., Pilot, T., Roukema, P.A., Schautteet, H., Tan, H.H., Velden-Veldkamp, M.I.V.D., Woltgens, J.H.M, 1993, Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta
Sriyono, N.W., 2005, Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan, Medica Fakultas Kedokteran UGM, Jogjakarta
Ircham, Ediati S., Sidarto S., 1993, Penyakit-penyakit Gigi dan Mulut Pencegahan dan Perawatannya, Liberty, Yogyakarta
Forrest, J.O., 1991, Pencegahan Penyakit Mulut (terj.), Hipokrates, Jakarta
Nio, Bhe. K., 1987, Preventif Dentistry, Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia, Bandung
Besford, J., 1996, Mengenal Gigi Anda Petunjuk Bagi Orang Tua (terj.), Arcan, Jakarta
Srigupta, Aziz Ahmad, 2004, Perawatan Gigi dan Mulut, Prestasi Pustaka, Jakarta

Tujuan Menyikat Gigi, Alat dan Bahan Menyikat Gigi, Metode Menyikat Gigi dan Cara Menyikat Gigi


Menurut Sriyono (2005).Menyikat kebersihan gigi dan mulut merupakan hal yang penting untuk mencegah terjadinya gangguan di rongga mulut dengan menyikat gigi. Menyikat gigi merupakan cara yang dianjurkan untuk membersihkan plak pada permukaan gigi dan gusi. Tujuan menyikat gigi (Brushing Teeth) adalah menghilangkan dan mengganggu pembentukan plak, membersihkan gigi dari makanan, debris dan pewarnaan, menstimulasi jaringan gingival, mengaplikasikan pasta gigi yang berisi suatu bahan khusus yang ditujukan terhadap karies, penyakit periodontal atau sensitivitas.
Menurut Pratiwi (2009), alat dan bahan yang digunakan untuk menyikat gigi antara lain:
a. Sikat Gigi
Pilih kepala sikat yang ramping atau bersudut, sehingga mempermudah pencapaian sikat di daerah mulut bagian belakang yang sulit terjangkau, pilih bulu sikat yang halus sehingga tidak merusak email dan gusi.
b. Pasta Gigi
Jumlah pasta gigi yang diletakkan pun tidak perlu sepanjang permukaan bulu sikat, melainkan seperlunya saja. Jadi bukan jumlah pasta gigi yang berpengaruh terhadap kebersihan gigi, tetapi cara menyikatnya. Kemudian, busa yang terbentuk saat menyikat gigi, sebiknya tidak ditelan. Pasta gigi juga dapat membantu menguatkan struktur gigi dengan kandungan fluor.
c. Gelas Kumur Berisi Air
Digunakan untuk kumur-kumur setelah selesai dilakukan penyikatan.
d. Cermin
Dalam menyikat gigi sebaiknya dilakukan di depan cermin,untuk melihat permukaan gigi mana yang belum di sikat.
Metode menyikat gigi berdasarkan macam gerakan yang dilakukan,digolongkan menjadi 6 yaitu:
a. Metode Scrub
Cara sikat gigi dengan menggerakkan sikat secara horizontal. Ujung bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan gigi, kemudian digerakkan maju dan mundur berulang-ulang.
b. Metode Roll
Cara menyikat gigi dengan gerakan memutar mulai dari permukaan kunyah gigi belakang, gusi dan seluruh permukaan gigi sisanya. Bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan gigi dengan posisi parallel dengan sumbu tegaknya gigi.
c. Metode Bass
Meletakkan bulu sikatnya pada area batas gusi dan gigi sambil membentuk sudut 45 derajat dengan sumbu tegak gigi. Sikat gigi digetarkan di tempat tanpa mengubah-ubah posisi bulu sikat.
d. Metode Stillman
Mengaplikasikan metode dengan menekan bulu sikat dari arah gusi ke gigi secara berulang. Setelah sampai di permukaan kunyah, bulu sikat digerakkan memutar. Bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan gigi sambil membentuk sudut 45 derajat dengan sumbu tegak gigi seperti pada metode bass.
e. Metode Fones
Mengutarakan metode dengan gerakan sikat secara horizontal sementara gigi ditahan pada posisi menggigit atau oklusi. Gerakan dilakukan memutar dan mengenai seluruh permukaan gigi atas dan bawah.
f. Metode Charters
Meletakkan bulu sikat menekan gigi dengan arah bulu sikat menghadap permukaan kunyah/oklusal gigi. Arahkan 45 derajat pada daerah leher gigi. Metode ini baik untuk membersihkan plak di daerah sela-sela gigi,pada pasien yang memakai kawat gigi.
Namun yang harus diperhatikan dalam menyikat gigi adalah: metode menyikat gigi harus dapat membersihkan semua permukaan gigi dan gusi. Terutama daerah saku gusi dan daerah interdental, gerakan sikat tidak boleh melukai jaringan lunak maupun jaringan keras gigi (Pratiwi, 2009).

 

EBOOK YUFLIHUL KHAIR: SAP CARA MENGGOSOK GIGI DENGAN BAIK DAN BENAR

EBOOK YUFLIHUL KHAIR: SAP CARA MENGGOSOK GIGI DENGAN BAIK DAN BENAR: SATUAN ACARA PENYULUHAN CARA MENGOSOK GIGI DENGAN BAIK DAN BENAR Disusun Oleh : YUFLIHUL KHAIR 07.01.0768 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN...